Kalau ngomonging negara matahari terbit, pasti sudah tahu kan kalau Jepang tuh punya segudang tradisi dan acara yang nggak cuma keren, tapi juga punya makna yang dalam banget. Nah, salah satu peristiwa yang buat aku terkagum-kagum adalah "Yama no Hi" atau Hari Gunung. Aku mau ceritain sedikit nih tentang bagaimana orang Jepang merayakan gunung-gunung ini. Kenapa Jepang Merayakan Yama no Hi (山の日) atau Hari Gunung?
Hari Gunung (山の日, Yama no Hi) adalah hari libur nasional di Jepang yang dirayakan setiap tanggal 11 Agustus. Hari libur ini pertama kali ditetapkan pada tahun 2016 oleh Perdana Menteri Shinzo Abe. Tujuan dari Hari Gunung adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Jepang tentang pentingnya gunung dan untuk mendorong orang-orang untuk menikmati alam.
Kenapa Jepang Merayakan Yama no Hi (山の日) atau Hari Gunung?
Pertama-tama, Yama no Hi (山の日) itu artinya "Hari Gunung." Setiap tahunnya, tanggal 11 Agustus adalah waktunya orang Jepang merayakan indahnya gunung-gemung di negara mereka. Bukan cuma tentang pemandangan alam yang cantik, tapi juga tentang spiritualitas dan budaya yang melekat dalam tiap lekuk gunung. Di mata budaya Jepang, gunung bukan sekadar tumpukan tanah tinggi, tapi sering dianggap sebagai tempat suci, rumahnya para dewa gitu lho. Jadi, Yama no Hi ini nggak cuma sekadar perayaan, tapi juga wujud penghormatan dan cinta mereka terhadap alam dan makhluk-makhluk halus di dalamnya.
Perjalanan Sejarah Perayaan Hari Gunung
Sejarah perayaan hari gunung sebenarnya sudah jauh-jauh hari, teman-teman. Di banyak budaya kuno, gunung dianggap sebagai tempat yang sakral dan penuh misteri. Masyarakat suku kuno percaya bahwa gunung adalah rumah para dewa, tempat di mana alam dan spiritualitas bertemu.
Nah, kalau bicara soal Jepang, kita nggak bisa lepas dari hubungannya dengan gunung. Di negara ini, gunung memiliki makna yang sangat dalam. Gunung-memanggil-dewa, itulah ungkapan yang sering terdengar. Gunung-gunung di Jepang dianggap sebagai tempat suci yang dihuni oleh dewa-dewa. Oleh karena itu, nggak heran kalau perayaan hari gunung di Jepang, atau yang dikenal dengan nama "Yama no Hi," begitu istimewa.
Perayaan Yama no Hi di Jepang memiliki akar yang sangat kuno. Beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa perayaan ini sudah berlangsung sejak zaman kuno, jauh sebelum zaman modern yang kita kenal sekarang. Pada awalnya, Yama no Hi adalah momen di mana masyarakat Jepang memanjatkan doa dan persembahan kepada dewa-dewa gunung, memohon keselamatan, panen yang baik, dan perlindungan dari bencana alam.
Seiring berjalannya waktu dan perubahan sosial, perayaan Yama no Hi mengalami evolusi. Dari sekadar momen doa, Yama no Hi berubah menjadi perayaan yang lebih meriah, melibatkan berbagai acara dan kegiatan. Penduduk Jepang mulai menjadikan Yama no Hi sebagai kesempatan untuk bersatu, merayakan budaya, dan menunjukkan penghargaan kepada alam.
Meskipun zaman terus berubah, tradisi perayaan hari gunung tetap dijaga dengan erat. Di era modern ini, masyarakat Jepang masih mengadakan upacara di kuil-kuil gunung, naik gunung bersama, mengenakan pakaian tradisional, dan menikmati festival budaya yang meriah. Namun, ada juga sentuhan modern seperti acara edukatif tentang kelestarian lingkungan dan penanaman pohon sebagai bagian dari perayaan.
Apakah ada Dewa atau Dewi Khusus yang Dihormati Saat Yama no Hi?
Selama perayaan Hari Gunung (Yama no Hi) di Jepang, dewa-dewa gunung atau "Yama no Kami" dihormati. Yama no Kami adalah entitas spiritual yang dianggap sebagai pelindung dan penghuni gunung-gunung. Dalam tradisi Shinto Jepang, dewa-dewa ini dianggap memiliki pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat dan alam.
Yama no Kami biasanya dihubungkan dengan gunung tertentu dan dianggap memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam serta memberikan keberuntungan dan perlindungan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar gunung tersebut. Selama perayaan Yama no Hi, masyarakat Jepang mengadakan upacara-upacara khusus di kuil-kuil gunung atau tempat-tempat yang dianggap suci untuk menghormati dan memberikan persembahan kepada dewa-dewa gunung ini. Upacara-upacara ini mencakup doa, tarian, dan ritual lainnya sebagai ungkapan penghargaan dan rasa syukur kepada dewa-dewa gunung atas segala berkah dan keberuntungan yang diberikan.
Jadi, dalam rangkaian perayaan Hari Gunung, dewa-dewa gunung atau Yama no Kami adalah fokus utama penghormatan dan doa masyarakat Jepang.
Yang Dilakukan Saat Yama no Hi - Seru-seruan di Hari Gunung
Gimana sih cara mereka merayakan Yama no Hi ini? Ada banyak banget acara dan kegiatan seru yang digelar di seluruh penjuru Jepang. Contohnya:
Naik Gunung
Banyak orang suka naik gunung pas Yama no Hi ini. Mereka pengen merasakan indahnya pemandangan dari atas sana. Tapi nggak cuma itu, naik gunung juga bisa jadi momen refleksi dan spiritual buat mereka.
Upacara di Kuil Gunung
Ada juga upacara-upacara yang digelar di kuil gunung. Mereka berdoa, tampilin tarian tradisional, dan ngasih persembahan buat para dewa gunung.
Festival Budaya
Di beberapa tempat, ada festival budaya dengan tarian, musik, seni, dan makanan khas. Seru banget deh, sambil merayakan identitas budaya mereka, mereka juga ngasih penghormatan ke gunung.
Salah satu gunung yang banyak merayakan Hari Gunung (Yama no Hi) di Jepang adalah Gunung Fuji (Fujisan). Gunung Fuji adalah gunung berapi tertinggi di Jepang dan juga merupakan salah satu simbol budaya dan spiritual penting bagi masyarakat Jepang. Ketinggiannya dan bentuknya yang ikonik telah membuatnya menjadi daya tarik alam yang menarik perhatian banyak orang.
Setiap tahun pada tanggal 11 Agustus, banyak perayaan dan upacara diadakan di sekitar Gunung Fuji dalam rangka merayakan Hari Gunung. Penduduk setempat dan pengunjung dari berbagai tempat datang untuk berpartisipasi dalam upacara keagamaan di kuil-kuil atau tempat suci yang terletak di sekitar gunung ini. Upacara tersebut melibatkan doa kepada dewa-dewa gunung, persembahan, tarian tradisional, dan aktivitas lainnya.
Selain Gunung Fuji, beberapa gunung lain di Jepang juga merayakan Hari Gunung dengan berbagai cara. Misalnya, Gunung Tateyama di Prefektur Toyama dan Gunung Ontake di Prefektur Nagano juga memiliki perayaan serupa yang menghormati dewa-dewa gunung dan alam.
Festival Gunung Takao
Festival ini diadakan di Gunung Takao, Tokyo, setiap tahun pada tanggal 11 Agustus. Festival ini menampilkan berbagai acara, termasuk upacara keagamaan, pertunjukan musik, dan pameran seni.
Festival Gunung Fuji
Festival ini diadakan di Gunung Fuji, Yamanashi, setiap tahun pada tanggal 11 Agustus. Festival ini menampilkan berbagai acara, termasuk pendakian gunung, pertunjukan musik, dan pameran makanan dan kerajinan tangan.
Festival Gunung Hakusan
Festival ini diadakan di Gunung Hakusan, Ishikawa, setiap tahun pada tanggal 11 Agustus. Festival ini menampilkan berbagai acara, termasuk upacara keagamaan, pertunjukan musik, dan pameran seni.
Namun, perlu diingat bahwa perayaan Hari Gunung mungkin juga terjadi di gunung-gunung lain di seluruh Jepang, karena penghargaan terhadap gunung dan alam memiliki tempat yang penting dalam budaya Jepang.
Pendidikan dan Kelestarian Alam
Beberapa sekolah juga ikut serta, lho! Mereka ngadain seminar, lokakarya, dan kegiatan yang berhubungan sama alam gunung. Ini kesempatan bagus buat ngajarin anak-anak tentang pentingnya alam dan gimana menjaga lingkungan.
Lebih dari Sekadar Perayaan
Yama no Hi ini nggak cuma tentang seru-seruan aja, tapi juga punya pesan yang lebih dalam. Kita semua tahu pentingnya ngejaga alam, terutama di dunia yang makin modern ini. Perubahan iklim dan kerusakan lingkungan bisa ancam keindahan dan keberlanjutan gunung-gunung yang kita rayakan.
Jadi, Yama no Hi tuh perayaan yang bikin kagum banget. Di tengah-tengah gemerlap perkotaan, tradisi kayak gini masih dijaga dan dirayakan. Kita belajar dari orang Jepang gimana merayakan keindahan alam, menjaga budaya, dan juga tetap ingat akan nilai-nilai spiritual. Melalui pendakian, upacara, festival, dan kegiatan edukatif, mereka ngajarin kita tentang pentingnya menjaga alam dan lingkungan. Pokoknya, semoga kita semua bisa mengambil pelajaran berharga dari Yama no Hi ini, ya!